In my story

Love In The Village

/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Kartika;
panose-1:2 2 5 3 3 4 4 6 2 3;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:8388611 0 0 0 1 0;}
@font-face
{font-family:"Comic Sans MS";
panose-1:3 15 7 2 3 3 2 2 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:script;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:FR;
mso-bidi-language:AR-SA;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->

 Chapter 5 - Summer Academy

Hari-hari berlalu. Tak terasa, sudah 2 minggu aku disini. Ibuku, yang kebanyakan menulis di dalam rumah (ibuku seorang penulis), merasa sudah cukup aku bersenang-senang.
            “It’s time to school, dear.” Katanya. Aku mengeluh.
            “Ooh, please deh bu! Ini kan liburan, masa aku harus belajar?”
            “Ya nggak harus belajar kan, sayang? Yang ibu maksud itu sekolah musim panas. Tempatnya asyik kok. Kemarin, waktu ibu pergi ke supermarket, ibu lihat. Disana tempat anak-anak sebaya kamu ngumpul ; dan mereka semua bercanda-canda saja. Disana kamu bisa buat grupmu sendiri, dan mementaskan sesuatu di hari puncaknya, pada akhir liburan musim panas, Summer Festival. Itu kan seru, dear, dari pada main internet terus?”
            Aku terenyak di kursi depan komputer ku. “Tapi bu—“
            “Ayo.” kata ibu sambil membereskan piring bekas makannya. “Sekolahnya mulai pukul 9, satu jam lagi. Mandi lah. Ibu akan menelepon Rick, untuk mengantarmu ke Summer Academy.”
            Aku mandi dengan ogah-ogahan, lalu memakai kaus berlengan pendek dengan tudung, dan celana ¾. Dibawah, kulihat Rick telah menunggu.
            “Hai.” Katanya. Kali itu ia memakai t-shirt se siku, dan kemeja di balik t-shirt se lengan. Seperti biasa, ia tampak segar dan senyumnya menawan, walau agak berantakan.
            “Sudah siap ke Summer Academy?” katanya, lalu menuntunku naik Brozzie. Ia jalan kaki, sementara aku naik Brozzie.
            “Ngg.. Summer Academy itu dimana, sih?” tanyaku. Seumur hidup aku belum pernah ke Summer Academy.
            “Summer Academy itu di dekat sini, dekat Wedd’s Farm. Di sana banyak anak seumuran kita, kok. Lagian, kita hanya buat grup atau membicarakan sesuatu lah disana. Lalu kita belajar sesuatu, jika kita mau mengikuti kelas-kelasnya yang fun juga. Kalau gak mau ikut kelas, kita akan berkumpul di ruang bersama.”
            Akhirnya kita sampai di Summer Academy. Tempatnya besar, namun lebih kecil dari sekolahku di kota. Rick mengajakku masuk ke dalam. Tampaknya dia sudah akrab sekali dengan orang-orang disitu.
            “Hai Rick.”
            “Halo Rick!”
            “Wah Rick! Tumben kau datang!”
            “Siapa tuh Rick?”
            “Halo semua.” balas Rick. Tuh kan benar, dia ramah sekali sih, jadinya semua senang dengannya.
            “Clare, kau kutinggal disini dulu, ya. Aku ada urusan sebentar di dalam.” kata Rick, lalu masuk kesalah satu kelas.
            Aku duduk di bangku panjang. Memang benar, banyak anak disana. Mereka asyik makan makanan yang disediakan, ataupun saling bercanda. Ada yang main komputer, membaca, ataupun nonton TV. Aku heran, bahkan di desa ada komputer atau TV.
            “Hai, kamu anak baru ya?”

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Any question or comment?

Search This Blog!

Diberdayakan oleh Blogger.