In competition KenapaMilihZenius

Untung Ada Zenius!

Berawal dari suatu percakapan di kelas, sesudah pembagian nilai ulangan Kimia.

Kertas yang ku pegang memiliki angka "70" dengan tinta merah tercoreng tegas di bagian atas. Mencoba menutupi nilai itu, aku menoleh ke teman sebangku, seorang keturunan Yunani yang juga sedang menatap kertas ujiannya dengan seksama.

Bedanya, dia tidak terlihat malu sepertiku. Nilai yang terpampang di sana tidak ditutupi, melainkan seolah mengumumkan dengan jelas, angka "97" tercoreng tegas.

"Hebat banget!" seru ku, mengagumi. Sekaligus iri. Ulangan itu cukup sulit, menurut ku, dapat 70 saja adalah suatu keajaiban. Namun tampaknya teman ku ini tidak berpikir demikian.

"Sayang banget, padahal gue bisa 100," gumamnya. "Salah dikit doang,"

Wah, benar-benar tidak bersyukur orang ini.

"Ajarin gue dong!" cetus ku, pasrah. "Lo belajar mulu ya? Pinter banget gila,"

Ia tidak menjawab, dengan misterius disunggingkannya sebuah senyum. "Nggak kok. Guru gue aja yang keren,"

"Guru lo?" tanya ku, bingung. Guru kimia kami jarang masuk kelas dan tidak begitu pandai mengajar, menurut kami semua. Namun soal ulangannya selalu menyeramkan. Makanya banyak dari kami yang mengikuti les atau tambahan di luar sekolah, untuk mengejar ketertinggalan.

"Bukan guru sekolah. Guru les!"

"Loh, gue baru tau lo ikut les. Di mana?"

"Zenius,"

"Hah?" raut muka ku berubah bingung. Apa itu? Terdengar asing, sepertinya bukan di dalam kota. "Jauh ya?"

Ia tertawa. "Justru deket banget, di mana aja bisa!" 

Aku makin bingung. 

"Zenius itu bimbel online. Belajarnya lewat video, ada guru yang jelasin, ada soal dan pembahasan juga. Bukan promosi ya, tapi itu lengkap banget! Gue cuma nonton sekali langsung ngerti, yang biasanya di kelas dijelasin berkali-kali gak pernah mudeng,"

"Oh," tanggap ku. "Bayar?"

"Iya. Gue langganan setahun, lumayan sampe SBMPTN,"

"Apa tadi namanya, Zenius?"

"Iya, nih gue share linknya,"

Saat itu bulan September 2016. Pertama kali mengenal Zenius, dan tanpa berpikir panjang aku segera beli paket untuk satu tahun.


****

Halo, nama ku Elsha, lulusan tahun 2017. Memasuki kelas 12, pastinya semua siswa mulai memikirkan satu hal yang selalu menjadi momok, yaitu perkuliahan.

Aku berasal dari sebuah SMA swasta di Bogor. Berlatar belakang itu, mungkin orang berpendapat akan sulit untuk masuk ke PTN, apalagi lewat jalur undangan. Banyak orang menganggap anak swasta akan sulit masuk PTN bagus karena kualitas SMA swasta 'dibawah' SMA negeri. Tapi, benarkah pendapat itu?

Untuk semua orang yang masih menganggap remeh SMA swasta. Hei, sadarlah, kalian tidak hidup di jaman batu lagi!

Dewasa ini, informasi sangat sulit didapat. Pengetahuan pun bisa dicari di mana saja, terutama di internet. Walaupun mungkin memang benar kualitas SMA swasta tidak sebagus SMA negeri, kami punya mimpi yang besar, kami bisa mencari ilmu dan belajar lewat banyak sarana, mungkin bukan lewat sekolah.

Salah satu cara ku untuk belajar adalah lewat media pembelajaran online bernama ZENIUS.

Memilih untuk belajar dengan ZENIUS adalah salah satu momen yang tidak akan ku lupakan.

Setelah membayar, aku punya akses penuh untuk semua video ZENIUS. Tidak sabar, aku membuka sekilas sub-bab yang ada di situ, khususnya di bagian Saintek SBMPTN. Karena ingin masuk jurusan Teknik, aku memfokuskan pada pelajaran Fisika, yang menjadi subjek pertama yang aku pelajari dengan ZENIUS.

"Pertemuan" pertama ku dengan tutor Fisika bernama Kak Sabda, secara singkat, mengubah hidup.

Ia mengajarkan ku hal-hal tentang Fisika yang tidak pernah ku sadari sebelumnya, yang membuat ku ketagihan untuk terus membuka video. Salah satu yang membuat ZENIUS spesial adalah, mereka mengajarkan konsep, bukan hapalan. Aku merasakan sendiri banyak perbedaan dalam belajar "menghapal" dan "memahami". Di sekolah, guru lebih menekankan pada menghapal, membuat siswa menjadi mesin penghapal dan tidak dapat berkembang. ZENIUS mengubah pola pikir ku tentang belajar, akhirnya membuat ku hobi mengulik soal-soal Fisika.

Satu pelajaran yang menjadi momok bagi ku adalah Biologi. Menghapal memang tidak pernah menjadi kesukaan ku, maka belajar Biologi menjadi beban berat. Tapi lagi-lagi, ZENIUS melakukan satu hal yang mustahil : membuatku memahami Biologi. Ya, Biologi bisa dipahami tanpa hapalan sama sekali! Logikanya, dengan memahami, sendirinya kamu akan hapal. Penjelasan dari tutor-tutor Biologi di ZENIUS tidak dapat di temukan di tempat les manapun, aku merasa sangat cocok belajar dari mereka, sang pahlawan yang berhasil membuatku mau belajar Biologi. Kalau tahu begitu, dari dulu aku memakai ZENIUS!


****

Orang tua tidak tahu aku membeli voucher ZENIUS karena memang aku khusus menabung demi membelinya. Mereka pikir, aku sama sekali tidak ada persiapan tambahan untuk SBMPTN 2017 selain dari pelajaran sekolah, maka aku didaftarkan ke sebuah tempat bimbel. Karena sudah dibayarkan, mau tak mau aku pun mengikuti bimbel intensif, aku juga penasaran dengan perbedaan antara ajaran guru bimbel dan tentor ZENIUS. Rangkaian pembelajaran bimbel pun aku ikuti.

Dan benar saja, untung aku mengenal ZENIUS lebih dulu! Karena sangat disayangkan, cara guru bimbel mengajar sangat mirip dengan cara guru di sekolah ku mengajar.

ZENIUS adalah satu-satunya yang bisa membuat belajar menjadi menyenangkan.

Cara ku mempersiapkan SBMPTN adalah, aku mengambil soal-soal dari bimbel yang cukup banyak, lalu membawanya pulang untuk ditekuni bersama ZENIUS. Ternyata soalnya hanya berbeda sedikit dari soal ZENIUS, namun ada juga yang butuh diulik lebih lanjut. Semua aku coba babat habis bermodal konsep dari ZENIUS. Jujur, aku tidak tahu tentang "cara singkat" atau "rumus cepat" yang diajarkan bimbel, walaupun banyak teman-teman ku yang lebih menguasai rumus cepat itu. Terutama dalam mengerjakan Fisika dan Matematika, aku benar-benar menghubungkan semua hal ke konsep dasarnya, sehingga bisa mengetahui permasalahan dengan mudah. Jika soal diubah-ubah, aku akan bisa mengerjakannya, karena pemahaman konsep yang ditekankan oleh ZENIUS.

Salah satu hal yang aku rekomendasikan ditonton adalah ZENIUS LEARNING, dibawa oleh Kak Sabda yang terkenal. Di sana aku disadarkan akan tujuan ku melanjutkan jenjang ke perguruan tinggi untuk apa, diajarkan cara memanajemen waktu dengan baik, juga serangkaian motivasi lainnya. Saat jenuh dengan video pelajaran, aku menyempatkan membuka ZENIUS Learning, sang mood booster yang cukup ampuh.

Mungkin tulisan ku terkesan melebih-lebihkan, namun memang aku sudah sejatuh cinta itu terhadap ZENIUS. Beberapa bulan sebelum SBMPTN 2017, aku menekuni video-videonya pada malam hari sepulang bimbel. Rasa lelah, ngantuk, bosan karena pulang sekolah langsung bimbel sampai pukul 8 malam tidak terasa. Tiba-tiba saja waktu sudah pukul 12 dini hari, mata ku terasa sangat berat, dan kertas penuh dengan catatan-catatan penting dari video. Ingin melanjutkan tapi mata sudah tidak kuat, dan besok harus sekolah. Zenius, apa yang sudah kau lakukan?

Malam-malam berduaan dengan ZENIUS pun berakhir, hari SBMPTN tiba. Aku menjalaninya dengan baik, tidak panik atau takut, dengan percaya diri aku mengisi soal-soal. Apa gunanya kita resah, toh sudah mencoba yang terbaik. Keluar ruangan, senyum lega terulas di wajah ku. Akhirnya, perjuangan berbulan-bulan, selesai sudah.

Pada akhirnya, aku tidak mendapat universitas pilihan pertama. Aku diterima di pilihan kedua, universitas jaket kuning, dengan jurusan yang aku idamkan. Satu-satunya yang kurasakan adalah, bersyukur. Bersyukur nilai kimia ku jelek waktu itu, yang membawa ku pada pertemuan historis dengan ZENIUS. Bersyukur aku punya uang tabungan yang cukup untuk membeli voucher ZENIUS. Beryukur aku punya orang tua yang mensupport ku dengan mendaftarkan ku di bimbel.

Terima kasih, ZENIUS, dan semua tentor yang telah ikut serta, biarlah ZENIUS menjadi tempat bimbel online nomor satu sepanjang masa.

Sekian tulisan ku, satu dari sekian banyak siswa yang merasa sangat bersyukur bisa mengenal ZENIUS.







Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In kuliah my journal

Orang Tua dan PTN: Perjuangan Masuk Kuliah



Halooo. Gw mau ngomongin tentang 'parents', sebenernya ini topik masih berhubungan sama topik mau masuk kuliah, karena parents punya andil yg gede bgt dalam menyukseskan anaknya masuk perguruan tinggi.

Jadi..... gw tuh bisa dibilang anaknya nurut. "Daftar STAN!" kata bokap, hayu ajah. "Daftar PPKB!" kata nyokap, kuy ajah. "Daftar simak inter!" kata mereka, ho oh ajah. 

Sejujurnya awalnya gw gak ada kepikiran buat daftar itu semua. Di pikiran gw cuma coba SNMPTN dan SBMPTN, gak mikirin cadangan kalo gak keterima gimana. Iya anaknya emang suka resiko, suka bikin keputusan mendadak, gak suka perencanaan mateng. Hal yang bodoh sih karena nanti deket2 hari H bakal panik sendiri. One of my traits that I sincerely hate but couldn't seem to erase😩

Sewaktu gw mau daftar itu semua, di halaman web tata cara daftar, tertulislah biaya-biaya yang harus dibayar untuk pendaftaran. Dan ternyata itu gak sedikit, gile ya buat daftar aja sampe sejuta lebih. Ini gw rinciin kemana aja gw udah daftar beserta biayanya.

  1. STAN : 200.000
  2. PPKB : 700.000
  3. SBMPTN : 250.000
  4. SIMAK UI paralel : 400.000
  5. SIMAK UI internasional : 1.200.000 + tes TOEFL : 100.000
Kalo ditotal biayanya sekitar 3jutaan.

Nah itu baru daftar dan tes doang, belum tentu juga keterima. Jalur PPKB gw gak dapet, jadi sia2 sudah uang 700.000 yang ga sedikit itu. Tapi ya sudahlah ya namanya juga mencoba kan gak ada yang tau rejeki ada dimana. My parents juga gak protes soal biaya, waktu gw bilang "Tapikan ini mahal? Dan kemungkinan diterimanya kecil banget," Mereka cuma bales dengan "Ya gausah dipikirin, itu urusan mama papa."

Bersyukur banget sih punya parents yang sangat support segala sesuatu, yang excited nyari info buat anaknya kuliah, yang mau bareng-bareng mantengin laptop buat nentuin jurusan apa yang pas buat gw. Asal kalian tau, mereka selalu pengen banget gw ngambil IPC, walau katanya bagian IPS gak usah gw pelajarin dengan mengandalkan TKPA doang. Bokap gw ampe ngebet banget banget buat gw ngambil IPC, tapi selalu dan selalu gw tolak. Pertimbangan gw, gak bakal bisa tanpa gw belajar IPS juga, karena kan anak IPS jago TKPA plus menguasai Soshum juga. Jadi kansnya lebih kecil lagi. Mereka ngotot bilang kalo gw bakal bisa ngalahin anak IPS dengan nilai TKPA doang, tapi gw ga mau nganggep remeh. Akhirnya gak ada satupun jurusan IPS yang gw pilih. Gw yakin mereka kecewa, tapi tetep menghargai keputusan gw dan terus men-support pilihan gw. 

Mereka juga sangat suportif dalam urusan biaya. Seperti yang udah gw rincikan di atas, daftar-daftar sampai detik ini aja udah 3jt, dan ini belum termasuk ujian mandiri PTN yang bakal gw daftarkan setelah pengumuman SBMPTN (kalo amit2 gak keterima). 

Mungkin kalian yang ngelihat pilihan "Simak internasional" bakal mikir, wah kalo milih itu harus siap-siap biaya gede banget, pasti ortunya tajir! itu salah banget. My parents hanyalah pegawai biasa dengan gaji pas-pasan, tidak setinggi bos atau pengusaha. Beruntungnya nyokap gw itu sangat hemat orangnya, sampe dulu pas gw kecil ga dibeliin ini itu seperti anak lain dan gw sering ngambek. Katanya mending uangnya ditabung buat kuliah. Dulu gw benci banget kata "nabung buat kuliah" karena gw pikir kuliah tuh masih lama, toh gak ada salahnya ngabisin dikit. Maklum yah anak kecil😂 sekarang gw ngerasain imbas ke'pelit'an emak gw yang sangat sangat gw syukuri. 

Sebenernya gw juga merasa tidak enak karena membebankan biaya kuliah yang luar biasa ke my parents, terutama kalau nanti gw gagal di SBMPTN dan harus masuk jalur mandiri. Semua yang gw daftarkan punya uang masuk yang tidak sedikit, untuk UI paralel saja mencapai lebih dari 45jt untuk uang pangkal. Untuk UI internasional? Bisa 100jt hanya uang pangkal saja, dan nanti akan lebih besar waktu kuliah di luar negeri. Seandainya ikut jalur mandiri ITS juga uang pangkal 75jt harus sudah disiapkan. Di sini gw bukan mau menekankan kalau pilihan PTN gw mahal, tapi menekankan betapa parents sangat ingin lihat anaknya kuliah tinggi sampai rela mengeluarkan kocek yang wah bagi gw yang bukan berasal dari keluarga kaya ini. Betapa capeknya my parents pergi pagi pulang larut malam, desak-desakan di kereta Bogor-Jakarta supaya anaknya jadi orang sukses. Pengennya sih gw masuk SBMPTN aja (pilihan pertama kalo bisa hehehe) supaya gak perlu bayar sebanyak itu. Gak tega:""")

Jadi tak ada henti-hentinya gw bersyukur punya parents seperti mereka yang tiada duanya di dunia. Parents yang nganterin gw tes jauh ke Jakarta, rela nungguin berjam-jam sampe beres, gak nuntut gw untuk ngambil jurusan tertentu, mau bayar mahal demi gw kuliah, dan yang terpenting.... selalu mendoakan yang terbaik buat gw. Guys, apa pun yang bisa your parents kasih buat lo sekarang, yakinilah itu yang terbaik yang bisa mereka kasih. Menurut lo masih kurang, iya, karena lo bandingin dengan orang lain. Padahal kalo lo mau liat perjuangan your parents dikit aja lo bakal tau kalo itu didapat dengan susah. Semuanya demi lo bisa mewujudkan cita-cita.

Mah, Pah, doain anakmu ini sukses ya, entah di mana Elsha kuliah nanti. Elsha cuma mau banggain kalian dan bikin pengorbanan kalian gak sia-sia. Makasih udah mau membesarkan Elsha dengan sepenuh hati.


That's it for now!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

High School Is Over

Hi guys!
Setelah 14 tahun di RP, akhirnya ga harus ke sana lagi sekarang:")




seneng sih tapi a part of me will always miss RP.
Sekarang udah beres UN tapi 18 hari lagi menuju SBMPTN. Jadi gw nyoba daftar SBMPTN setelah kemaren gagal di SNMPTN (tapi emg ga expect buat berhasil sih), lagi nunggu pengumuman PPKB ke paralel UI yg diumumin minggu depan. Lagi-lagi gak berharap banyak, makanya ini lagi keras-kerasnya belajar buat SBM, tapi kadang suka kekurangan motivasi.

Gw mau banget banget banget masuk FTI ITB. Kayak yg lain tuh ga mau sama sekali, cuma mau teknik industri itb. Tapi tau kan masuk ke situ susahnya kayak apa dengan passing grade >60%. Stress juga mikirin kalo gw ga keterima disana.((( pengen banget ya Tuhan. Cadangannya juga blm tau mau pilihan kedua dimana. Belom daftar SBMPTN nih. Doain aja deh yg terbaik, gw bener-bener buta sama masa depan soalnya:"(

Soal belajar SBMPTN gw kan les di inten. Tiap hari jam 7 sampe jm 3 sore les, cuma menurut gw itu aja kurang produktif deh. Gw masih belum ngerasa bisa ngerjain soal. Soal inten aja gw udah give up gmn soal dari fempat lain, gimana soal SBMPTN nanti. Makanya gw mulai belajar bangetbanget sampe malem, rencananya mulai hari ini mau belajar Zenius sampe habis terus habisin soal-soal di buku soal, karena masih blm kesentuh samsek. DUHH GMN MAU ITB COBA??!!

Ya udah guys segitu aja, gw lg stress bgt mikirin SBM duhh:"") doain plisplisplis. Supaya gw dapet ITB. Tobat dulu deh. Ga main hp kebanyakan lagi. Soalnya sering bgt procastinate ampe akhirnya ga nyelesaiin apa-apa. Dan gw masih lemah banget di mate ipa duh benci banget sama mate, tp mau gmn harus tetep diusahain.

Nanti next time gw nulis gw bakal udah diterima di ITB, liat aja.

HAHAHA SEE YOU!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In my journal

Happy Christmas!



Hi guys! I'd like to wish you all a VERY MERRY CHRISTMAS! It's Dec 25th and no matter when you are reading this I'd let you know that it's christmas time🎅🏼 but BRUH i've just glanced at the clock and notice it was already over. But still tho. Anyway.

Reading my posts made me feel old.. I'm now a senior on my last year of high school and of school in general. Do you know the strange feeling of knowing that this same time on the next year you would already be on a entirely different condition? I'd already be a college freshman, no matter where I finally gone to, or maybe I'll have to wait a year (or more)? Only time will decide. And honestly, I'm freaking the hell out.

This year had been a strange one. I guess that's the word to describe it. I was losing and gaining friends, going through so much hard time at school, learning to adapt to new environments.. yet all of it made this year memorable. Idk what I'll write here next year probs around this time but I'm looking forward to it. 

Next time I'm writing hopefully I'll already be accepted at my dream university (OMG PLEASE LET THAT BE TRUE, GOD). And hopefully everything has already been resolved. The next 6 months I'm going to pass is gonna be very hectic, so I'm using this short holiday time to the fullest. Tomorrow I'll be flying to Medan for 2 weeks tho. Wish me luck!

Till' next time,

Elsha xx

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Search This Blog!

Diberdayakan oleh Blogger.